Sabtu, 02 Mei 2020

Komunikasi (Lanjutan 2)



Dalam pembahasan sebelumnya. Kita sudah mempelajari tentang unsur serta bentuk komunikasi. Kita mengetahui bahwa agar menjadi kegiatan komunikasi yg lengkap, komunikasi tersebut harus mengandung 5 unsur, yaitu communicator (pembicara), communicant (pendengar), message (pesan), transmit (penyampaian) dan feedback (respon). Contoh dalam berkomunikasi arman berbicara kepada dewa tentang bisnis mereka melalui videocall, dewa mendengarkan dengan seksama penjelasan arman lalu memberikan tanggapannya, itu adalah komunikasi yang lengkap. Arman sebagai pembicara, dewa sebagai pendengar, ada pesan yang disampaikan, penyampaian yang baik dan ada respon dari pendengar, 5 unsur komunikasi terpenuhi.

Untuk pembahasan kali ini, kita akan mempelajari tentang teknik komunikasi dan 7C untuk komunikasi yang efektif. Jika digabungkan keduanya, komunikasi akan menjadi lebih baik dan hasil dari komunikasi tersebut akan sesuai dengan harapan kita.

Menurut tujuannya, teknik komunikasi terbagi 4 yaitu teknik komunikasi informatif, koersif, instruktif dan hubungan manusia yang berkesinambungan. Masing-masing teknik komunikasi tersebut memiliki tujuan yang berbeda, berikut penjelasannya.

INFORMATIVE COMMUNICATION (KOMUNIKASI INFORMATIF)

Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik ini berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta komunikannya heterogen. Biasanya teknik informative yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak.

Kendatipun demikian teknik informatif ini dapat pula berlaku pada seseorang, seperti halnya kajian ilmu yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa, namun bersifat relatif, pasalnya pada kajian ilmu tertentu, sedikit banyak telah diketahui oleh mahasiswanya.

 PERSUASIF COMMUNICATION (KOMUNIKASI PERSUASIF)

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.

 COERSIVE/ INSTRUKTIVE COMMUNICATION(KOMUNIKASI BERSIFAT  PERINTAH)

Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interes atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik ,perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan. Bagi seorang diplomat atau tokoh politik teknik tersebut menjadi senjata andalan dan sangat penting untuk mempertahankan diri atau menyerang secara diplomatis.


HUMAN RELATION (HUBUNGAN MANUSIA)

Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam. Seperti halnya mengubah sifat, pendapat, atau perilau seseorang. Jika ditinjau dari sisi ilmu komunikasi hubungan manusia ini termasuk kedalam komunikasi interpersonal, pasalnya komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih dan bersifat dialogis.

Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan tabiat manusia. Untuk melakukan hubungan manusia biasanya digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan emosional (emosional approach) dan pendekatan social budaya (sosio-cultur approach).

A. PENDEKATAN EMOSIONAL (EMOSIONAL APPROACH)

Teknik penekatan yang biasanya digunakan dalam pendekatan semacam ini biasanya bersifat icing (baca: aising), yaitu seni menata pesan dengan emotional appeal sedemikian rupa, sehingga komunikan menjadi tertarik perhatiannya. Bisa dianalogikan dengan kue yang baru dikeluarkan dari panggangan yang ditata dengan lapisan gula warna-warni sehingga kue yang tadinya tidak menarik menjadi indah dan memikat. Dalam hubungan ini komunikator mempertaruhkan kepercayaan komunikan terhadap fakta pesan yang disampaikan, maka teknik ini berujung pay off atau reward, yaitu bujukan atau rayuan dengan cara “mengiming-imingi” komunikan dengan hal yang menguntungkan atau menjanjikan harapan. Pada umumnya emotional approach ini menggunakan konseling sebagai senjata yang ampuh, baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini bertujuan agar pesan bisa secara langsung menyentuh perasaan komunikan.


B. PENDEKATAN SOSIAL-BUDAYA (SOSIO CULTURE APPROACH)

Salah satu tujuan komunikasi adalah tersampaikannya pesan dari komunikator kepada komunikan, maka dianjurkan bagi komunikator terlebih dahulu memahami perilaku social serta budaya masyarakat setempat yang akan menjadi komunikan. hal ini bertujuan agar komunikan, lebih memahami serta tidak merasa tersinggung oleh pesan yang disampaikan oleh komunikator, selain hal tersebut masyarakat yang menjadi komunikan tidak dapat terlepas dari budaya. oleh karena itu pesan akan lebih mudah diterima jika tidak menghilangkan aspek – aspek seni budaya yang berada di sekitar komunikan berada. Jika komunikator tidak memperhatikan kerangka budaya yang berkembang di tengah-tengah komunkan. maka tidak menutup kemungkinan pesan yang disampaikan akan mendapatkan penolakan penolakan, pasalnya budaya yang digunakan oleh masyarakat berasal dari falsafah hidupnya, serta menjadi suatu aturan yang secara tidak langsung digunakan dalam kehidupannya sehari - hari termasuk ketika seseorang mengaplikasikan pesan – pesan yang disampaikan. Jika pesan tersebut dapat selaras dengan budaya komunikan maka pesan tersebut dapat menjadi suatu behavioral, yakni suatu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.

Selanjutnya adalah 7C dalam berkomunikasi, isinya adalah:

  1. Clear (jelas)
  2. Correct (benar)
  3. Concise (padat)
  4. Concrete (nyata)
  5. Coherent (masuk akal)
  6. Complete (lengkap)
  7. Corteus (sopan)
Demikian untuk materi kali ini, sebagai tugasnya, jawablah pertanyaan dibawah ini!

  1. Berikan contoh nyata masing-masing satu untuk setiap teknik komunikasi!
  2. Berikan juga contoh untuk pendekatan emosional dan pendekatan sosial-budaya!
  3. Jelaskan 7C dalam komunikasi!
Demikian materi untuk kali ini, absen dan tugas seperti biasa berlaku hanya sampai pukul 18:00 WIB. Untuk diperhatikan, dalam pengumpulan tugas gunakan bahasa resmi dan seperlunya saja, tanpa emotikon.

24 komentar:

  1. Sintia Ningrum Mandasari XI OTKP 3

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Rika Oktavia Silitonga XI OTKP 1

    BalasHapus
  4. Frisda Damayanti Septiani XI Otkp 3

    BalasHapus
  5. Qannia Friza Yasmita XI OTKP 3

    BalasHapus

Regulasi kepegawaian 2

  B. Memahami peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan Peraturan pemerintah Indonesia yang mengatur tentang jaminan sosial tenaga kerja ...